saya seorang tenaga pengajar di SMP Negeri 22 Bandar Lampung. saat ini menjadi Ketua MGMP PAI Kota Bandar Lampung, Pengurus APKS PGRI Propinsi Lampung. Pengurus Forum Guru Motivator Perduli Literasi (FGMP;) Lampung. \xd\xd Guru Penggerak angkatan 7 dan Pengajar Praktik angkatan 11 kota bandar Lampung. \xd\xd Fasilitator Pembelajaran mendalam. \xd\xd \xd\xd saya aktif menulis di berbagai media elektronik daerah/nasional
Seruan Justice for Zara adalah Alarm Keras bagi Negara
Minggu, 17 Agustus 2025 14:38 WIB
Justice for Zara sejatinya adalah justice for all keadilan untuk semua manusia yang merindukan kebenaran.
Oleh: [Herimirhan]
Tragedi kemanusiaan selalu meninggalkan luka. Namun luka itu akan terasa semakin dalam ketika keadilan seolah jauh dari genggaman. Seruan Justice for Zara yang ramai digaungkan publik bukan sekadar luapan emosi sesaat, melainkan jeritan nurani agar negara, aparat, dan kita semua tidak lagi abai terhadap nilai kemanusiaan.
Zara bukan sekadar nama. Ia adalah simbol dari ribuan korban yang mengalami nasib serupa—menjadi korban, lalu dilupakan. Tragedi yang menimpanya mengguncang hati, membuka mata, sekaligus mengingatkan bahwa di negeri ini, perlindungan terhadap warga, terutama kelompok rentan, masih rapuh.
Pertanyaan mendasar pun muncul: di mana keadilan? Apakah hukum hadir untuk mereka yang lemah, atau hanya tajam ke bawah, tumpul ke atas? Dalam kasus Zara, publik menuntut lebih dari sekadar proses hukum formalitas. Mereka menuntut transparansi, akuntabilitas, dan keberanian untuk menegakkan kebenaran apa adanya.
Keadilan sejati tidak bisa diukur hanya dengan hukuman penjara. Keadilan harus memberi kepastian bagi keluarga korban, menghadirkan pemulihan, dan menjamin tragedi yang sama tidak lagi berulang. Itu berarti aparat harus bertindak tegas, pemerintah harus hadir dengan kebijakan perlindungan nyata, dan masyarakat harus aktif mengawal.
Sayangnya, pengalaman pahit menunjukkan bahwa tragedi seperti ini sering hanya menjadi berita viral sesaat. Beberapa hari ramai, lalu tenggelam oleh isu baru. Nama korban perlahan hilang, tetapi duka keluarganya terus membekas. Di sinilah pentingnya solidaritas publik. Dukungan masyarakat luas adalah energi moral yang bisa menekan pihak berwenang untuk benar-benar menegakkan keadilan.
Media juga punya peran vital. Jangan biarkan kasus Zara menguap begitu saja. Media harus menjadi mata publik, mengawal proses hukum, dan memberi ruang bagi suara korban. Sebab, keadilan kerap kandas bukan karena ketiadaan bukti, melainkan karena hilangnya perhatian publik.
Lebih jauh, tragedi Zara adalah alarm keras bagi negara. Undang-undang perlindungan tidak akan ada artinya tanpa implementasi. Aparat tidak boleh sekadar sibuk menjaga citra, tetapi harus benar-benar melindungi setiap nyawa warganya. Tanggung jawab negara tidak bisa ditawar: melindungi rakyat adalah amanah konstitusi, bukan pilihan.
Seruan Justice for Zara juga adalah seruan untuk kita semua. Jangan hanya berhenti pada rasa iba. Jangan hanya ikut-ikutan tren tagar. Tugas kita adalah menjaga agar suara itu tidak padam, agar luka itu tidak dilupakan, dan agar tanggung jawab benar-benar ditegakkan.
Bangsa yang besar bukan hanya yang membanggakan infrastruktur, tetapi bangsa yang berani berdiri di atas nilai kemanusiaan. Selama keadilan untuk Zara belum ditegakkan, selama tanggung jawab belum ditunaikan, suara itu akan terus menggema. Karena Justice for Zara sejatinya adalah Justice for all keadilan untuk semua manusia yang merindukan kebenaran.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Baca Juga
Artikel Terpopuler